Sabtu, 08 Januari 2011

Kembali Ke Kendaraan Umum

Bepergian di dalam kota maupun ke luar kota menjadi kegiatan yang melelahkan mengingat padatnya jalan raya dan kendaraan umum yang tidak memadai sehingga banyak waktu terbuang di perjalanan. Kendaraan umum sebagai sarana transportasi untuk bepergian tidak lagi menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia saat ini, karena bepergian dengan kendaraan pribadi terutama sepeda motor dinilai lebih efisien dan nyaman daripada naik kendaraan umum.

Banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk lebih memilih kendaraan pribadi untuk berpergian. Dilihat dari faktor kenyamanan, kendaraan umum tidak memilikinya. Berdesak-desakkan di kereta api, bis kota dan angkutan umum kota yang kumuh jelas bukanlah pilihan masyarakat. Bahkan tindak kejahatan dan kriminal seperti pencopetan dan pelecehan seksual sangat rawan terjadi di kendaraan umum. Bila ingin fasilitas kendaraan umum yang lebih baik, masyarakat harus mengeluarkan uang lebih untuk tiket kelas bisnis dan eksekutif untuk kereta api atau patas untuk bis kota. Padahal masyarakat yang menggunakan kendaraan umum notabene adalah masyarakat menengah kebawah.

Sedangkan dilihat dari faktor efisiensi waktu untuk mencapai tujuan, naik kendaraan umum lebih banyak menghabiskan waktu di perjalanan. Jadwal kereta api yang sering terlambat, bis kota yang meghabiskan banyak waktu untuk mengumpulkan penumpang dan angkutan umum kota yang berjalan dengan kecepatan minimum belum termasuk berbagai hambatan di jalan yang membuat masyarakat enggan menggunakan kendaraan umum.
Dampak dari meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi terutama kendaraan bermotor menyebabkan polusi udara kota dan arus kemacetan lalu lintas juga meningkat. Masalah ini semakin bertambah seiring dengan perkembangan penduduk yang semakin padat. Peran pemerintah dalam hal ini sangat diperlukan terutama untuk mengendalikan polusi udara dan jumlah kendaraan yang semakin padat. Saat ini belum ada solusi efektif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Pemerintah perlu membenahi fasilitas-fasilitas yang ada pada kendaraan umum demi kenyamanan dan keamanan masyarakat. Bahkan manajemen waktu dan ditribusi tempat untuk sirkulasi kendaraan umum perlu diatur kembali.

Adapun dukungan masyarakat untuk setiap program dan usaha pemerintah untuk mengajak masyarakat memakai kendaraan umum juga tak kalah penting. Dengan perbaikan fasilitas kendaraan umum menjadi lebih baik dan layak untuk digunakan, masyarakat diharapkan beralih untuk kembali memakai kendaraan umum. Kesadaran masyarakat akan dampak polusi udara yang berbahaya bagi lingkungan kota dan kesehatan akibat peningkatan volume kendaraan sangat diperlukan dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi kemacetan dan polusi di jalan raya.

Penggunaan kembali kendaraan umum untuk mengurangi volume kendaraan di jalanan sedikit demi sedikit akan mengurangi polusi udara dan kemacetan demi terciptanya kota yang rapi dan asri. Sebagai solusi alternatif untuk berbagai solusi dan perubahan yang lebih besar dalam mewujudkan ketertiban dan kenyamanan kota di tengah keadaan jalanan kota yang saat ini sangat padat dengan kendaraan dan polusi udara.

TINGKAT PENDIDIKAN TINGGI = KUALITAS SDM TINGGI?

Indonesia sebagai negara berkembang yang jumlah penduduknya semakin bertambah dari tahun ke tahun mulai menggalakkan program wajib belajar sembilan tahun dengan harapan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia serta anggapan masyarakat Indonesia mengenai semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka kualitas sumber daya manusianya makin tinggi. Maka dari itu para orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya hingga bangku kuliah agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Kenyataan yang ada di lapangan bahwa tidak semua lulusan universitas sanggup dalam menghadapi dunia kerja karena kualitas SDM nya yang rendah. Karena dalam perkuliahan tidak disertai dengan soft skill yang berguna dalam dunia kerja yang sebenarnya dan hanya terpaku dalam teori saja untuk mendapatkan nilai tinggi untuk lulus. Padahal peningkatan kualitas SDM tidak hanya dapat dilakukan pada pendidikan formal saja, namun pendidikan informal yang menyediakan soft skill pun dapat meningkatkan kualitas SDM. Namun lebih baik bila mendapatkan keduanya (pendidikan formal dan informal) dalam meningkatkan kualitas SDM mengingat selama ini masyarakat hanya mendapatkan salah satunya saja, hal itu tidak cukup untuk bersaing di dunia kerja.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan akan kualitas SDM yang meningkat akan menambah persaingan di dunia kerja, karena kualitas SDM sangat diprioritaskan khususnya soft skill yang dibutuhkan di dunia kerja seperti keahlian mengoperasikan software komputer, keahlian berbahasa asing dan kemampuan berkomunikasi dengan baik. Akibatnya banyak lulusan universitas yang tidak mempunyai soft skill yang memadai yang kalah bersaing dan menambah daftar panjang jumlah pengangguran di Indonesia.

Kenyataan ini seharusnya sudah disadari oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk berbenah dalam peningkatan kuantitas penduduk yang harus dibarengi juga dengan kualitasnya. Berbagai program sudah pemerintah mulai lakukan yaitu program pengenalan enterpreneur bagi mahasiswa dan siswa sekolah, bila lapangan kerja semakin sempit maka yang harus dilakukan adalah menciptakan lapangan kerja itu sendiri dengan softskill yang ada.